Minggu, 07 Juni 2015

“ Jadi Kamu, Penyebab Diareku?”

Afriani (2014) dalam tesisnya “Proteus mirabilis adalah bakteri Gram negatif anggota famili Enterobacteriaceae yang terdapat dalam saluran pencernaan manusia dan hewan. Bakteri ini berbentuk batang (1.5 x 2.0 μm), tidak membentuk spora, bergerak sangat aktif dengan flagella peritrik (Jacobsen et al. 2008). Bakteri P. mirabilis tumbuh optimum pada suhu 35-37 °C, berbentuk batang pendek dengan 6-10 flagella peritrik jika ditumbuhkan di dalam media cair (Manos dan Belas 2006). Karakteristik biokimia bakteri ini umumnya memfermentasi xilosa, namun tidak memfermentasi laktosa, manitol, dulsitol, adonitol, sorbitol, arabinosa dan rhamnosa. Uji oksidase negatif, uji urease positif dan uji lisin dekarboksilase negatif. P. mirabilis memberi reaksi positif terhadap uji sitrat dan ornithin dekarboksilase serta menghasilkan hidrogen sulfida (O’hara et al. 2000)”.
Klasifikasi (Wachida, 2010)
Kingdom      :  Bacteria
Phylum         :  Proteobacteria
Class             :  Gamma Proteobacteria
Order            :  Enterobacteriales
Family          :  Enterobacteriaceae
Genus           :  Proteus
Species         :  Proteus mirabilis
Bakteri P. mirabilis sebagai salah satu flora normal ditemukan hidup pada saluran pencernaan mamalia dalam jumlah yang kecil (Collins dan Gibson 1999 dalam Afriani 2014). Pada Mufida (2010), bahwa bakteri ini sering ditemukan di tanah dan air.
P. mirabilis memiliki peranan untuk mencegah kolonisasi bakteri lain melalui kompetisi bakteri dan mencegah melekatnya mikroorganisme patogen pada mukosa usus (Collins dan Gibson, 1999 dalam Afriani, 2014). Selain itu Proteus mirabilis merupakan salah satu bakteri enteropatogen kelompok Gram negatif dari famili Enterobacteriacea yang dapat menyebabkan diare. Silham (2012) dalam Afriani (2014) melaporkan dari 518 sampel feses anak penderita diare terdapat sekitar 94 isolat Proteus dengan persentase Proteus mirabilis sebesar 91.5 % dan Proteus penneri sebesar 8.5%. Untuk dapat menyebabkan infeksi, mikroorganisme melibatkan beberapa tahap, yaitu dimulai dengan pelekatan/adhesi pada permukaan sel inang, dan selanjutnya dapat terjadi invasi dan menyebar secara local/sistemik. Kemampuan bakteri untuk melekat pada sel inang diperantai oleh molekul adhesi yang terdapat pada bakteri dan reseptor yang terdapat pada sel inang. Molekul adhesi pada bakteri bisa terletak di pili atau di outer membrane protein (OMP). Pelekatan bakteri ke sel inang ini bersifat spesifik. Spesifitas ini berhubungan dengan ketersediaan reseptor yang sesuai dan hal ini akan menentukan bagian tubuh yang akan diinfeksi oleh bakteri (Salyers, 2002).
Sumber utama terjadinya infeksi Proteus mirabilis pada manusia karena mengonsumsi produk asal ternak yang terkontaminasi, misalnya dengan memakan telur atau daging ayam yang terkontaminasi dan tidak dimasak sempurna atau setengah matang, maka akan mengakibatkan gastroenteritis pada manusia (Cherry WB et al.1946 dalam Afriani 2014).
Mengurangi keberadaan Proteus mirabilis pada produk asal ternak secara signifikan juga akan mengurangi paparan bakteri tersebut pada manusia. Salah satu pengendalian yang penting adalah menjaga kebersihan peternakan. Sebaiknya telur, daging, susu, dan bahan olahan lainnya diolah dengan baik dengan cara dimasak sampai matang dan apabila belum diolah disimpan pada lemari pendingin untuk keamanan produk peternakan (Blossom C, 2014 dalam Mufida, 2010). Langkah pengobatan yang paling sering digunakan untuk mengendalikan penyakit diare akibat P. mirabilis adalah dengan pemberian antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan dan atau membunuh bakteri patogen tersebut. Namun, beberapa penelitian melaporkan bahwa saat ini penggunaan antibiotik untuk mengendalikan bakteri patogen ini menjadi tidak efektif digunakan karena timbulnya resistensi P. mirabilis terhadap antibiotik. Afriani (2014) menyatakan beberapa isolat P. mirabilis multiresisten terhadap sepuluh jenis antibiotik, yaitu: ampicillin, gentamicin, ceftazidime, cefotaxime, cefuroxime, cefalothin, cefepime, piperacillin, trimethoprim atau sulfamethoxazole dan ciprofloxacin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa isolat P. mirabilis memiliki gen ESBL (extended-spectrum β- lactamases) yang berperan dalam peningkatan resistensi P. mirabilis terhadap antibotik golongan β- lactam.

Afriani (2014) menyatakan, bakteri P. mirabilis yang resisten antibiotik dapat mencemari air dan makanan. Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka banyak penelitian dilakukan untuk mencari dan mengetahui agen biokontrol yang bersifat ramah lingkungan untuk mengatasi pencemaran air dan makanan oleh P. mirabilis, salah satunya dengan penggunaan fag litik. Penggunaan fag litik dalam mengontrol pertumbuhan bakteri patogen manusia merupakan suatu metode alternatif alami yang bersifat ramah lingkungan. Sumber fag yang paling umum digunakan untuk mereduksi bakteri patogen pencemar air dan makanan dapat diisolasi dari tinja, berbagai macam bahan pangan, air, limbah, tanah, dan jaringan tubuh yang terinfeksi. Beberapa fag telah diaplikasikan sebagai biokontrol pencemaran makanan, diantaranya fag litik Enterobacter sakazaki yang diaplikasikan pada susu formula bayi, fag litik Salmonella dan Campylobacter pada karkas ayam, fag litik FR38 yang diaplikasikan pada sosis, susu dan air mampu menurunkan cemaran Salmonella P38 indigenous secara signifikan.

Referensi:
Salyers AA, Whitt D. Bacterial Pathogenesis: bacterial strategies for envanding or surviving the defense systems of the human body.2th ed. Washington DC: ASM Press 2002; 115-127.
Afriani Rahmi, Tesis Karakterisasi Fag Litik Proteus mirabilis Resisten Antibiotik Asal Feses Penderita Diare http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/71383 .2014. Diaskes pada 29 Mei 2015, pukul 7.17 WIB
Bobby Henderson, Colorized electron micrograph of a P. Mirabilis swarmer cell. http://www.venganza.org/2007/01/a-scientist-converts-evidence-of-his-children/. 2007. Diaskes pada 7 June 2015, pukul 6.55 WIB
Mufida Diana Chusna, Jurnal Identifikasi Protein Hemaglutinin Pili  Proteus Mirabilis P 355. http://download.portalgaruda.org/article.php?article=72509&val=4914 . 2010. Diaskes pada 29 Mei 2015, pukul 8:39 WIB           

Wachida, Proteus Mirabilis Penyebab ISK http://blog.ub.ac.id/wachida/sample-page/proteus-mirabilis-penyebab-infeksi-saluran-kemih-isk-pada-hewan/ .2010. Diaskes pada 29 Mei 2015, pukul 7.29 WIB

Kamis, 23 April 2015

Bakteri pada Es Balok


Es, memang sudah tak asing lagi dalam kehidupan manusia. Tidak hanya manusia yang berada di kutub saja yang dapat merasakan dinginnya es, manusia yang hidup di daerah tropis bahkan di daerah gurun masih dapat merasakan dinginnya es, hal ini karena sudah adanya kemajuan teknologi mesin pembuat es seperti kulkas, freezer, dan pendingin lainnya. Ketika cuaca panas melanda, terik matahari yang begitu panas membuat setiap orang akan merasakan haus, dan yang terbayang untuk mengatasi rasa haus adalah minuman yang dapat menghilangkan rasa haus seketika. Es biasanya menjadi solusi yang dipilih.
Es balok yang kerap kali dijadikan pedingin minuman berkaleng, minuman botol, dan minuman kemasan lainnya kini sebagai campuran minuman umum digunakan di berbagai warung makan. Padahal es balok yang sering digunakan nampak tidak higienis. Sering kali dipagi hari ditemukan pedagang es balok dengan membawa becak yang berisikan es balok untuk dikirim ke para pelanggannya, es balok tersebut tidak dalam bentuk kemasan melainkan hanya tertutupi oleh terpal, karung atau kain lainnya, padahal bakteri atau virus penyebab penyakit selalu mengancam di tempat yang tidak terlindungi. Secara mata telanjang terlihat kemasan yang tidak higienis, lalu bagai mana dengan kandugan di dalam es balok? Mungkin itu yang menjadi pertanyaan banyak orang. Belakangan ini beberapa stasiun televisi dan media lainnya memuat berita tentang terkuaknya pabrik es balok berbahaya.
Kebanyakan es balok dibuat menggunakan air mentah. Tak jarang airnya berasal dari sungai yang disuling dan ditambahkan bahan kimia sebagai penjernih. Kemudian dimasukan ke dalam pendingin dan jadilah es balok. Kondisi sungai yang digunakan airnya sebagai bahan pembuatan es balok tidak dihiraukan. Padahal kondisi sungai yang ada di Indonesia kemungkinan besar tercemar oleh sampah domestik, pertanian, dan industri. Hal ini menyebabkan harga es balok yang ekonomis dengan harga setiap baloknya Rp. 6.000 – Rp. 7.000.
Menurut catatan Badan Kesehatan dunia (WHO), air limbah domestik yang belum diolah memiliki kandungan virus sebesar 100.000 partikel virus infektif setiap liternya, lebih dari 120 jenis virus patogen yang terkandung dalam air seni dan tinja.  Sebagian besar virus patogen ini tidak memberikan gejala yang jelas sehingga sulit dilacak penyebabnya. Bakteri penghuni usus manusia dan hewan berdarah panas ini telah mengkontaminasi hampir keseluruhan air baku air minum, sungai, sumur. Setelah tinja memasuki badan air, Escherichia coli akan mengkontaminasi perairan, bahkan pada kondis tertentu Escherichia coli dapat mengalahkan mekanisme pertahanan tubuh dan dapat tinggal di dalam pelvix ginjal dan hati. Sesuai Permenkes Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 Tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum, dipersyaratkan bahwa angka Escherichia coli dalam air minum adalah Nol per 100 ml air harus dipenuhi.
Air yang dimanfaatkan dalam kehidupan harus memenuhi persyaratan, baik kuantitas dan kualitas yang erat hubungannya dengan kesehatan. Air yang memenuhi persyaratan kuantitas apabila air tersebut mempunyai jumlah yang cukup untuk dipergunakan sebagai air minum dan keperluan rumah tangga lainnya. Menurut Permenkes RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010, secara garis besar persyaratan kualitas air minum dapat digolongkan dengan empat syarat, yaitu :
1.      Syarat Fisika
Air minum yang dikonsumsi sebaiknya tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna (maksimal 15 TCU), tidak keruh (maksimal 5 NTU), suhu udara maksimal ± 3 ºC dari suhu udara sekitar dan jumlah zat padat terlarut maksimal 500 mg/l.
2.      Syarat Kimia
Air minum yang dikonsumsi tidak mengandung zat-zat kimia organik dan anorganik melebihi standar yang ditetapkan, pH pada batas minimum dan maksimum (6,5-8,5) dan tidak mengandung zat kimia beracun sehingga dapat menimbulkan gangguan kesehatan.
3.      Syarat Mikrobiologi
Air minum yang aman harus terhindar dari kemungkinan kontaminasi Escherichia coli atau koliform tinja dengan standar 0 dalam 100 ml air minum.
4.      Syarat Radioaktif
Air minum yang akan dikonsumsi hendaknya terhindar dari kemungkinan terkontaminasi radiasi radioaktif melebihi batas maksimal yang diperkenankan.
Dalam bukunya Michael (1988) bahwa kontaminasi yang mencemari air digolongkan ke dalam tiga ketegori: kimiawi, fisik, dan hayati. Kontaminan-kontaminan tertentu dalam setiap kategori ini dapat mempunyai pengaruhnya nyata terhadap kualitas air. Karena mempunyai potensi berlaku sebagai pembawa mikroorganisme patogenik, air dapat membahayakan kesehatan dan kehidupan.
Terdapat sebuah penelitian yang dilakukan oleh salah satu stasiun televisi swasta untuk mengetahui kandungan dalam es batu. Tim investigasi dari stasiun televise swasta tersebut mengambil contoh secara random di beberapa penjual yang mencampurkan es balok pada aneka minuman yang mereka jual. Lalu tim tersebut membawanya ke laboratorium untuk mengetes kandungan dari es tersebut. Hasilnya sungguh menakutkan dan mengejutkan setiap orang. Ternyata dalam es itu terkandung bakteri Escherichia coli jauh di atas batas normal (10.000 – 20.000 per 100 mL). Dengan lain kata, es balok ini mengandung bakteri hampir Setara dengan kotoran manusia. Dapat diartikan bahwa air es balok lebih kotor dari pada air toilet (Anonim, 2015).
Echerichia coli merupakan bakteri yang paling tidak dikehendaki kehadirannya di dalam air minum maupun makanan. Hal ini karena bila dalam sumber air ditemukan bakteri Escherichia coli, maka hal ini dapat menjadi indikasi bahwa air tersebut telah mengalami pencemaran oleh tinja manusia atau hewan-hewan berdarah panas.
Escherichia coli atau biasa disingkat E. coli, merupakan salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif yang termasuk dalam famili Enterobacteriaceae, berbentuk batang dan tidak membentuk spora. E. coli ini sesungguhnya merupakan penghuni normal usus, selain berkembang biak di lingkungan sekitar manusia. Kebanyakan E. coli tidak berbahaya, tetapi beberapa seperti E. coli tipe O157:H7, dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada manusia (Arisman, 2009). Adapun menurut Ruth Melliawati (2009) bahwa E. coli atau Bacterium coli commune adalah sebuah nama bakteri yang diambil dari nama orang yang menemukannya itu Theodor Escherich. Pada tahun 1907 Massini memberi nama E. coli sebagai Bacterium coli mutabile. Pernyataan dalam artikel ini didukung dengan pernyatan yang ada pada buku bahwa E. coli adalah salah satu jenis bakteri yang secara normal hidup dalam saluran pencernaan baik manusia maupun hewan sehat. Nama bakteri ini diambil dari nama seorang Bacteriologist yang barasal dari German yaitu Thedor Von Escherich yang berhasil melakukan isolasi bakteri ini pertama kali pada tahun 1885. Dr. Escherich juga berhasil membuktikan bahwa diare dan gastroenteristis yang terjadi pada infant disebabkan oleh bakteri E. coli (Jawetz, 1995).
Klasifikasi E. coli menurut Songer dan Post (2005) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Bacteria 

Filum : Proteobacteria

Kelas : Gamma Proteobacteria

Ordo : Enterobacteriales

Famili : Enterobacteriaceae

Genus : Escherichia

Spesies : Escherichia coli

Nutris yang dibutukan oleh Escherichia menurut Meiry (2011) dalam table tipe nutrisi, Echerichia termasuk kedalam tipe kemoheterotrof dengan sumber energy untuk pertumbuhan berupa oksidasi senyawa organic, serta sumber karbon senyawa pertumbuhan berupa senyawa organic.
Kelangsungan hidup dan replikasi E. coli di lingkungan membentuk koliform. E. coli tidak tahan terhadap keadaan kering atau desinfektan biasa. Bakteri ini akan mati pada suhu 60°C selama 30 menit. E. coli merupakan bakteri Gram negatif dan tidak berbentuk spora. E. coli bersifat katalase positif, oksidasi negatif, dan fermentatif. E. coli termasuk bakteri mesofilik dengan suhu pertumbuhannya dari 7°C sampai 50°C dan suhu optimum sekitar 37°C (Adams dan Moss, 2008). E. coli dapat tumbuh pada pH 4-9 dengan aktivitas air 0.935. Laju pertumbuhan E. coli yaitu 25 jam/generasi pada suhu 8°C (Forsythe, 2000).

Sifat-sifat virulensi dari E. coli dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
  1. E. coli Enteropatogenik (EPEC) adalah penyebab penting diare pada bayi, khusunya dinegara berkembang. EFEC melekat pada sel mukosa usus kecil. Akibat dari infeksi EFEC adalah diare cair, yang biasanya sembuh sendiri tapi dapat juga menjadi kronik.
  2. E. coli Enterosigenik (ETEC) adalah penyebab yang sering dari diare wisatawan dan sangat penting menyebabkan diare pada bayi di negara berkembang. Faktor kolonisasi ETEC yang spesifik untuk manusia menimbulkan pelekatan ETEC pada sel epitel usus kecil. Beberapa strain ETEC menghasilkan eksoroksin tidak tahan panas (LT) yang berada dibawah kendali genik dari plasmid. LT bersifat antigenik dan beraksi silang dengan hetralisasi dalam serum pada orang yang sebelumnya terinfeki dengan enterosigenik E. coli.
  3. E. coli Enterohemoragic (EHEC) menghasilkan verotoksin. EHEC berhubungan dengan kolitis hemoragik, berbentuk diare yang berat dan dengan sidroma uremia hemolitik suatu penyakit akibat gagal ginjal akut, anemia hemolitik mikroangiopatik dan trombositopenia.
  4. E. coli Enteroinuasif (EIEC) menimbulkan penyakit yang sangat mirip dengan shigelosis. Seperti shigella, stran EIEC bersifat nonlaktosa atau melakukan fermentasi laktosa dengan lambat serta bersifat tidak dapat bergerak. EIFC menimbulkan penyakit melalui invasinya ke sel epitel mukosa usus (Jawetz, 1995).
Adapun keuntungan E. coli menurut Ruth Meliawati (2009) yaitu menghasilkan kolosin, yang dapat melindungi saluran pencernaan dari bakteri usus yang patogenik, dipakai sebagai indicator untuk menguji adanya pencemaran  oleh tinja. Di dalam lingkungan dan kehidupan kita, bakteri E. coli banyak dimanfaatkan diberbagai bidang, baik pertanian, peternakan, kedokteran maupun dikalangan industry. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, E. coli telah banyak diketahui baik sifat morfologi, fisiologi maupun pemetaan DNAnya, sehingga bakteri ini dipakai untuk menyimpan untaian DNA yang dianggap potensial, baik, dari tanaman, hewan maupun mikro orgaisme dan sekaligus untuk pembanyakan. Keberadaan E. coli di samping dapat membantu untuk pengemban ilmu pengetahuan dan juga dimanfaatkan diberbagai bidang ilmu, bakteri E. coli juga dapat membahayakan kesehatan, karena diketahui bahwa bakteri E. coli merupakan bagian dari mikrobiota normal saluran pencernaan dantelah terbukti bahwa galur galur tertentu mampu menyebabkan gastroenteritis taraf sedang sampai parah pada manusia dan hewan. E. coli juga dapat menyebabkan diare akut, yang dapat dikelompok kan menjadi 3 katagori yaitu enteropatogenik (penyebab gasteroenteritis akut pada bayi yangbaru lahir sampai pada yang berumur 2 tahun), enteroinaktif dan enterotoksigenik (penyebab diare pada anak-anak yang lebih besar dan pada orang dewasa). Dilaporkan pula bila E. coli di dalam usus memasuki kandung kemih, maka dapat meneybabkan sintitis yaitu suatu peradangan pada selaput lendir organ tersebut.
Pengontrolan bakteri E. coli ini dapat diketahui dengan ciri-ciri yang diketahui dari genusnya, Michael (1988) dalam buku dasar-dasar mikrobiologi bahwa E. coli dapat melakukan fermentasi lactose dengan menghasilkan asam dan gas, hal ini merupakan kunci di dalam prosedur laboratorium untuk memebentuk potabilitas air (aman atau tidaknya air untuk diminum).
Adapun cara mengurangi kandungan E. coli salah satunya dengan merebus air karena seperti yang telah dijelakan di atas bahwa E. coli termasuk bakteri mesofilik dengan suhu pertumbuhannya dari 7ºC sampai 50ºC dan suhu optimum sekitar 37ºC (Adams dan Moss, 2008), oleh sebab itu masaklah air yang akan digunakan sebagai bahan es balok sampai mendidih.
Lalu bagaimana cara membedakan es yang baik untuk diminum? Pada sebuah situs internet dimuat cara membedakan es batu dari air mentah dan es batu dari air matang (Fitrah, 2012).
Ciri-ciri Es batu yang terbuat dari Air Mentah


  1. Perhatikan Warna Es. Es yang dibuat dari air mentah memiliki warna yang putih. Secara ilmiah, air yang bersuhu dingin akan meyebabkan udara terperangkap di dalam air. sehingga ketika air tersebut membeku maka akan tampak gelembung udara tadi menjadi berwarna putih seperti salju.
  2. Jumlah Gelembung Es. Gelembung-gelembung udara akan tampak di dalam es dengan jumlah yan begitu besar.

Ciri – ciri Es batu yang menggunakan Air Masak/Matang


  1. Kejernihan Es. Es batu yang menggunakan air masak akan terlihat lebih jernis dan sangat bening. Hal ini dikarenakan udara sudah lepas ketika proses pemasakan air. Es juga akan terlihat jernih tanpa kotoran karena Sebelum dijadikan es, terlebih dahulu air yang sudah dimasak di dinginkan sehingga kotoran-kotoran air akan mengendap seluruhnya.
  2. Gelembung Es. Secara Ilmiah, walaupun saat pendinginan air menjadi es pada suhu 0°C, udara tidak bisa masuk kedalam pembungkus es batu sehingga sangat sedikit gelembung yang terperangkap di dalam es batu. Ini juga membuktikan bahwa kandungan udara di dalam air menjadi berkurang.
Oleh sebab itu kita berhati-hatilah dalam mengkonsumsi minuan dengan yang dicampur es karena tak dapat kita pungkiri bakteri dengan kehidupan ini selalu berdampingan, alangkah baiknya kita meminuma minuman yang kita buat sendiri dengan komposisi nutrisi yang ditentukan. Harga es balok memang ekonomis, namun akan lebih ekonomis jika kita menjaga kesehatan untuk tidak meminum dan memakan, makanan sembarangan. Semoga bermanfaat!


Referensi:
Adams MR, Moss MO. Food Microbiology 3rd Edition. Cambridge: RSC Pub. 2008.
Arisman. Buku Ajar Ilmu Gizi Keracunan Makanan. Jakarta: EGC. 2009.
Fadilah, Meiry. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: UIN-Press. 2011.
Forsythe SJ. The Microbiology of Safe Food. London: Blackwell Science. 2000.
Jawetz, dkk.. Mikrobiologi Kedokteran Ed. 20. Jakarta: EGC. 1995.
Pelczar, Michael. Dasar- Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI-Press. 1988.
Songer, J.G. dan Post, K.W. Veterinary Microbiology: Bacterial and Fungal Agents of Animal Disease, Elsivier Saunders. 2005.
Anonim, Bahaya Es Batu Dalam Kesehatan. 
http://www.yukiwaterfilter.com/in/artikel-147-bahaya-es-batu-bagi-kesehatan-.html. 2015.  Diaskes pada 22 April 2015, pukul 21.45 WIB.

Departemen Kesehatan, Persyaratan Kualitas Air Minum.
http://pppl.depkes.go.id/_asset/_regulasi/53_Permenkes%20492.pdf. 2010. Diaskes pada 22 April 2015, pukul 20.08 WIB.

Fitrah, Cara Mebedakan Es Batu dari Air Mentah dan Es Batu dari Air Matang.


I Wayan, dkk., Identifikasi Escherichia coli O157: H7 Dari Feses Ayam dan Uji Profil Hemolisisnya Pada Media Agar Darah.

Kementrian Kesehatan, Pengawasan Kualitas Air Minum.

Ruth Melliawati, Esherichia coli dalam kehidupan manusia.

Senin, 05 Januari 2015

“Tugas UAS MEDTEK UIN Jakarta TA 2014/2015“

Bismillahirrohmanirrohim
Assalamu'alaikum...


Sinopsis
Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup. Diawali oleh penemuan Zacharias Jansen, seorang berkewarganegaraan Belanda sekitar tahun 1580-an, yang dibantu ayahnya ketika membuat sebuah mikroskop sederhana dengan cara meletakkan dua buah lensa cembung pada dua ujung tabung. Temuan Zacharian Jansen telah mendorong para ahli lainnya untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Kemudian Robert Hooke (1635 - 1703), menemukan “ruang-ruang kecil” dari sayatan gabus yang diamati di bawah mikroskop. Hooke menemukan ruang-ruang kosong pada sayatan gabus. Ruang-ruang kecil ini oleh Hooke sebut sebagai sel. Sel-sel yang diamati oleh Hooke merupakan sel-sel gabus yang sudah mati.

Sel merupakan unit terkecil yang dibangun oleh komponen kimia yang terdiri atas senyawa anorganik dan senyawa organik. Adapun senyawa organic meliputi air dan gas, sedangkan senyawa organic meliputi karbohidrat, lipid, protein, dan asam nukleat. Sel terdiri atas dua tipe yaitu sel prokariotik dan eukariotik, tipe ini dibedakan berdasarkan memiliki atu tidaknya membrane plasma. Sel eukariotik dibedakan menjadi dua yaitu sel tumbuhan dan sel hewan, kedua sel ini terdiri atas organel utama meliputi membrane sel, inti sel, sitoplasma, dan didinng sel. Pada organel sitoplasma tersusun atas organel-organel lain yaitu reticulum endoplasma, badan Golgi, ribosom, lisosom, peroksisom dan glioksisom, mitokondria, plastid, vakuola, sentriol, dan sitoskeleton. Selanjutnya pad akhir buku ini terdapa soal latihan yang berfungsi evaluasi untuk yang telah mempelajarinya.


Buku tetang Sel






Powerpoint Multimedia Interaktif Sel




Terima Kasih ^^

KEYAKINAN

Yaaa puisi ini dibuat saat saya kelas X, sedangkan saya sekarang sudah semester III. Namun puisi ini masih membekas dalam ingatan saya, saya saya membacakannya di depan para juri di seubuah Universitas ternama, dan Alhamdulillah saya menjadi pemenangnya ^^.

KEYAKINAN
Goresan Pena Dian Rahmawati

Kala mentari muncul di ufuk Timur
Angin bertiup sepoi-sepoi semilir
Terasa sejuk di kholbuku
Terpatri keimananku

Waktu demi waktu telah diatur
Agar umat dapat tafakur
Hingga aku wajib bersembah
Karena itu adalah perintah

Aku terharu
Dengan indahnya islam
Bagaikan merah putih yang selalu dihormati
Seperti jasad para pahlawan yang harum namanya

Disaat banyaknya perbedaan datang
Islam bersatu menuju perdamaian
Saat Indonesia diguncang
Ketika itu kami teguh dalam pendirian

Ya Allah...
Umat-Mu ragam di bumi Indonesia
Namun hanya satu yang ku cinta
Islam membuatku sejahtera

Senin, 08 Desember 2014

Saat Aku Menangis

 Gorean penaku Dian Rahmawati untukmu :)
Kawan
Saat aku menangis
Aku ingin…
Kau mendengarkan
Cerita dalam tangisanku

Saat aku menangis
Aku ingin…
Kau ada bersamaku
Di sampingku
Menemani aku

Saat aku menangis
Aku ingin…
Kau mengulurkan tanganmu
Mengajak aku
Pergi bersamamu

Saat aku menangis
Aku ingin…
Kau menydiakan bahumu
Sebagai sandar
Tangisanku

Saat aku menangis
Aku ingin…
Kau hapuskan
Air mataku dengan sentuhaan lembut
Jari-jemari kecilmu

Saat aku menangis
Aku ingin...
Kau berikan nasihatmu
Untuk penyejuk
Hati ini

Saat aku menangis
Aku ingin...
Kau meyakinkanku
Bahwa tak perlu
Aku terus menangis

Dahulu
Semua itu kau lakukan
Saat ILLAHI memisahkan jarak antara kita
Namun kau masih meyakinkan
Katamu
Aku harus yakin
Aku harus semangat
Aku harus sabar
Aku harus berusaha

Tak dapat ku temui orang sepertimu sahabat kecilku Fajar Suciaty Hartini Hekasakti
Assalamu'alaykum...
Alhamdulillah, akhirnya blog ini telah dibuat ^^

Selamat sore, tetap semangat dengan pacaran senja di sore hari. Mungkin ini yang kesekian kalinya saya membuat blog, yaaa beberapa tahun lalu saya sempat eksis di situs ini, tapi sudah lama saya tak membukanya dan menyebabkan saya lupa dengan akun-akun milik saya.

Yaa blog ini saya buat dengan latar belakang sebagai tugas kuliah saya, dan mungkin ini langkah awal saya untuk kembali ke situs ini. Semoga apa yang saya tuliskan nanti dapat bermanfaat untuk kalian yang membaca.

Terima kasih ^^